Jumanji: Welcome to the Jungle Nostalgia dengan Visual Modern

4 min read

Jumanji

Jumanji: Welcome to the Jungle merupakan salah satu film bertema game yang cukup menarik. Bila kalian masih ingat, sebelum masuk ke layar lebar, judul tersebut pernah menjadi serial animasi.

Baca Juga : Immortals of Aveum, Game Adaptasi dari Sekuel Film Star Wars

Zathura memproduksinya pada tahun 1996 sampai 1999. Kalau tidak salah pada tahun 2000 an, beberapa televisi lokal mulai menayangkannya. Welcome to the Jungle merupakan film reboot dari judul yang sama.

Pertama kali diproduksi ke layar lebar pada tahun 1995. Mendiang almarhum Robbie Williams menjadi salah satu aktornya. Kemudian, setelah 12 tahun berselang Sony Picture mulai merilisnya lagi.

Pihak studio sedikit merombak jajaran pemain hingga jalan ceritanya. Kali ini aktor papan atas, Dwayne Johnson menjadi pemeran utamanya bersama dengan Jack Black, Kevin Hart dan Karen Gillan.

Cerita Jumanji: Welcome to the Jungle

Jumanji
Jumanji

Jumanji tahun 2017 ini memulai cerita pada tahun 1996, ada seorang remaja lelaki menemukan sebuah papan permainan, namanya adalah Jumanji dan membawanya pulang. Ternyata papan itu hanya didiamkan saja.

Remaja tersebut justru lebih tertarik bermain video game. Menariknya saat malam secara ajaib, papan itu berubah menjadi kaset konsol yang kemudian dimainkan dan lelaki itu tersedot ke dalam game.

Berselang selama 11 tahun kemudian, ada 4 anak SMA bernama Spencer, Fridge, Bethany, serta Martha sama-sama mendapatkan hukuman. Empat siswa itu harus membersihkan ruang bawah tanah.

Tanpa sengaja Spencer menemukan sebuah papan permainan bernama Jumanji. Karena penasaran, akhirnya remaja tersebut mengajak temannya itu untuk memainkan permainan tersebut, karena lelah dan jenuh ketiganya bermain.

Ketika baru putaran pertama, Spencer, Fridge, Bethany, dan Martha tersedot ke dalam permainan. Sebuah petualangan baru, menakutkan, seru dan menarik siap menjalani bersama, walau tidak tahu ada bahaya apa.

Empat siswa SMA tersebut mendarat di sebuah hutan dengan penampilan sesuai avatar yang telah dipilih. Spencer menjadi Dr. Bravestone seorang arkeolog dan petualang, Fridge adalah zoologist moose.

Sementara itu, Martha merupakan seorang komando dan ahli dance fight Ruby Roundhouse, untuk Bethany menjadi palentiolog serta ahli kartografi bernama profesor Sheldon. Semuanya dengan terpaksa mengikuti permainan agar bisa keluar.

Salah satu cara adalah menyelesaikan misi dengan mengembalikan batu permata ke patung jaguar. Konon katanya, batu tersebut sempat diambil oleh John Van Pelt, dari sini sudah terasa keseruan dan menegangkan.

Ulasan Secara Keseluruhan Film Jumanji: Welcome to the Jungle

Jumanji

Jumanji: Welcome to the Jungle ini memberikan warna baru, walau pada dasarnya judulnya sudah lama dikenal. Ada banyak tantangan untuk mengerjakan project ini, salah satunya adalah kesinambungan cerita.

Saat Pertama kali rilis tahun 1995, pertunjukan tersebut berhasil karena sosok Robbie Williams dan beberapa aktor lainnya. Sekarang, Dwayne Johnson yang cukup populer mencoba untuk mengangkatnya menjadi Box Office kembali.

Ketika melihatnya secara keseluruhan arena fantasi dan kekinian sangat pekat. Satu pendekatan bagus agar para penonton baru tetap bisa menikmatinya. Begitu pula penonton lama yang sudah mengenalnya.

Jumanji: Welcome to the Jungle mampu memberikan sentuhan baru tetapi rasa lama. Jadi, semua penonton merasa terbawa dengan kisahnya dan sesuai dengan imajinasinya sendiri, sehingga menarik untuk dilihat.

Bukan hanya soal itu saja, ada beberapa catatan penting lainnya yang membuat pertunjukan ini seperti nostalgia. Tetapi tidak merusak minat para generasi mudah melihatnya, berikut ulasan lengkapnya:

Racikan Modern

Jake Kasdan selaku sutradara dari film Jumanji: Welcome to the Jungle begitu pintar melihat potensi pasar dan materi yang dipunyai. Tahun 2017 video game sudah jauh berkembang daripada 1995.

Kondisi tersebut coba diadaptasi dan hasilnya cukup berhasil. Walau terkesan sedikit aneh karena dalam pertunjukan ini ada avatarnya, namun untuk generasi milenial hal tersebut menjadi satu daya tarik tersendiri.

Bukan hanya soal avatar saja, Jake Kasdan juga merombak beberapa cast atau pemain, sehingga lebih menarik untuk dinikmati. Walau begitu, bagi para aktor tidak mudah memerankan tokohnya.

Dalam Jumanji: Welcome to the Jungle ini seperti kalian tahu kalau ada tokoh bernama Spencer. Karakternya penakut dan kutu buku, tetapi dalam dunia permainan lelaki itu diperankan oleh Dwayne Johnson.

Seorang lelaki dengan tubuh besar, tinggi, gagah dan pemberani tetapi jiwanya ternyata bertolak belakang. Menariknya mantan pegulat WWE tersebut cukup berhasil memerankan tokoh tersebut.

Bahkan, beberapa adegan mampu mendulang tawa penonton. Chemistry satu sama lain seperti terbentuk dengan sendirinya, tidak heran sepanjang durasi Jumanji: Welcome to the Jungle penonton begitu fokus.

Racikan modern Jake Kasdan juga terlihat mengesankan karena imajinasi liarnya. Anak SMA tersebut harus mengalami sebuah petualangan tidak terduga, penuh rintangan,dan tantangan yang membuat penonton malas beranjak.

Walau hampir semua tantangannya sudah upgrade sesuai dengan tahunnya. Jake Kasdan tidak serta merta menghilangkan kenangan yang sudah terjalin bagi penonton lama. Ada begitu banyak adegan kenangan diperlihatkan, seperti nostalgia.

Dari Sisi Visual yang Memanjakan Mata

Jumanji: Welcome to the Jungle memberikan pengalaman luar biasa bagi para penontonnya. Tidak heran bila sepanjang durasi, Kalian tidak akan sanggup untuk berkedip, karena tampilannya memang sebagus itu.

Kondisi tersebut tidak lepas dari tingkat detailnya begitu tinggi. Tim paham benar bagaimana menggambarkan hutan alami, apalagi para cast juga berperan sesuai dengan porsinya, membuat perpaduannya begitu tepat.

Jumanji: Welcome to the Jungle menjadi pertunjukan dengan tingkat animasinya cukup tinggi. Dengan tingkat detailnya mencapai rata-rata membuat semua makhluknya terasa sangat nyata, benar-benar mengesankan.

Terlebih kalau kalian melihatnya dalam layar IMAX, sudah pasti akan terpukau. Bahkan mampu merasakan ketakutan luar biasa menghadapi makhluk di dalam hutan, sebuah pengalaman menyenangkan memang.

Kondisi tersebut membuat penonton merasa senang ketika adegan sudah mulai berada di babak kedua. Intensitasnya sangat tinggi, membuat adegan peperangan terasa begitu menarik walau terselip beberapa komedi.

Jumanji: Welcome to the Jungle Juga mampu memainkan pergerakan kamera yang intens. Semuanya terasa pas, bahkan saat dibutuhkan untuk super cepat, termasuk kebutuhan untuk zoom in dan out.

Walau berada di hutan, namun untuk adegan aksinya tidak kalah dengan film action. Hanya saja, untuk pertunjukan ini mendapatkan credit point berlebih karena harus melawan makhluk imajinasi.

Memang dari sisi visual ini Jumanji cukup mengesankan, walau ada beberapa hal yang kurang. Namun semua itu bisa tertutup dengan baik, jadi penonton luar tidak akan mengingat berbagai missing tersebut.

Hadirnya Elemen Klise

Jumanji: Welcome to the Jungle memang cukup menarik dari segi gaya bercerita hingga visualnya, karena semua sudah kekinian. Sayangnya, ada beberapa hal yang membuatnya menjadi kurang menarik.

Hadirnya elemen klise seperti karakter yang coba dibangun, memang terasa kekinian tetapi, cukup kontras untuk sebuah kisah petualangan. Selain itu, konsep yang digunakan juga tidak segar.

Beberapa film lain sudah mengadopsinya, sehingga saat melihatnya seperti menikmati cerita di judul lain versi Jumanji. Walau tidak terlalu mengganggu, namun alangkah lebih baik kalau benar-benar fresh.

Misalnya saja, keempatnya melakukan kesalahan saat bermain, sehingga harus masuk ke dalam dunia Jumanji. Walau sedikit horror, namun perpaduannya masih cukup masuk akal dan menyenangkan untuk disimak.

Durasi Terlalu Panjang

Jumanji: Welcome to the Jungle memang sebuah pertunjukan menarik dan mengesankan. Hanya saja, untuk kisah petualangan seperti ini, rasanya durasi 118 menit, terlalu panjang dan terkesan memaksakan.

Pada akhirnya ada beberapa adegan terasa hambar dan lebih baik dipotong saja. Hal tersebut memberikan efek kurang nyaman terutama pada saat penonton keluar menjadi biasa saja.

Pembangunan awalnya sudah cukup oke dan menarik, penonton mulai tertarik dan fokus. Tetapi, karena terlena dalam situasi ini akhirnya ada beberapa hal yang lebih menarik kalau dipotong saja.

Biarkan durasinya hanya 90 menit, tetapi isinya padat dan penonton benar-benar melihatnya sejak detik 1 sampai akhir. Dibandingkan dengan adegan yang sengaja dipanjangkan tetapi kurang pas.

Pada akhirnya menjadi hambar, walau aksi komedi yang diterapkan cukup berhasil menghibur rasa bosan tersebut. Sayangnya, hal itu berpengaruh pada penilaiannya hanya mendapatkan 7 dari 10.

Bila ingin melihatnya, kita menyarankan untuk menikmatinya dengan ponsel yang berkualitas AMOLED. Karena visualnya pasti terasa memanjakan mata, terlebih kalau stereo speaker dan Dolby Atmos, menjadi nilai plus.

Baca Juga : Film Wreck-It Ralph Series Karya Populer dari Game Arcade

Walau ada plus dan minusnya, namun Dwayne Johnson dan kawan-kawan cukup berhasil membawa Kalian ke petualangan hutan tidak terlupakan. Jumanji: Welcome to the Jungle merupakan pertunjukan yang naik kelas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *