Kontroversi Elon Musk vs Twitter, Hingga Fakta Dibaliknya

4 min read

Elon Musk vs Twitter

Dunia internet sempat ramai dengan berita seputar Elon Musk vs Twitter, pengusaha terkaya di dunia ini sempat membuat gempar pengguna aplikasi sosial media, karena membuat tweet yang mengatakan bahwa ia hendak membeli aplikasi berlogo burung biru tersebut.

Baca juga: Deretan Cosplayer Seksi Indonesia dengan Bakat Membanggakan

Kiprah Elon Musk sebagai pebisnis memang tidak perlu diragukan lagi, ia cukup lama mendalami bidang ini, hingga kini kekayaannya tidak dapat dihitung dan dijuluki sebagai orang terkaya di dunia. Jika ia memang benar membeli Twitter, maka sumber kekayaannya akan bertambah.

Elon Musk vs Twitter menjadi salah satu informasi yang dicari-cari oleh warga internet, mereka ingin tahu lebih banyak, mengenai kelanjutan pembelian aplikasi tersebut. Namun sempat beredar kabar, bahwa pebisnis terkaya ini gagal mengambil alih kepemilikan aplikasi berlogo burung biru.

Tentu kabar ini cukup membingungkan, sebab sebelumnya Elon sempat mengumumkan bahwa aplikasi ini sudah berhasil dimilikinya. Bahkan ia sempat membuat tweet lagi, yang menyatakan bahwa ia juga akan membeli Coca Cola Company, berikut beberapa fakta dan informasinya.

3 Fakta Dibalik Elon Musk vs Twitter

3 Fakta Dibalik Elon Musk vs Twitter_3 Fakta Dibalik Elon Musk vs Twitter
3 Fakta Dibalik Elon Musk vs Twitter_3 Fakta Dibalik Elon Musk vs Twitter

Twitter menjadi salah satu aplikasi sosial media, yang sudah berdiri sejak tahun 2006 oleh pendiri awalnya yaitu Jack Dorsey, hingga kini aplikasi berlogo burung biru ini tetap eksis dan memiliki banyak pengguna, baik dari kalangan masyarakat biasa hingga selebritas bahkan pejabat politik.

  • Menunda Akuisisi Twitter

Hal cukup membingungkan mengenai Elon Musk vs Twitter yaitu, penundaan akuisisi aplikasi berlogo burung biru padahal di awal pemberitaan ini, pengusaha ini sepertinya cukup optimis bisa mengambil hati CEO untuk mengambil alih kepemilikan sosial media terbesar tersebut.

Namun menurut kabar yang tersebar, Elon belum bisa mengakuisisi Twitter disebabkan ia belum menerima data mengenai rincian jumlah akun spam dan bot di aplikasi tersebut, maka dari itu penundaan akuisisi aplikasi ini akan ditangguhkan sebelum Elon menerima data yang diminta.

  • Mantan CEO Twitter Bersyukur Elon Musk Membeli Twitter

Musk memang cukup percaya diri bahwa ia bisa mengambil alih kepemilikan aplikasi sosial media ini, lalu bagaimana tanggapan dari pendiri Twitter sendiri, yaitu Jack Dorsey. Ia merasa bersyukur jika Elon ingin membeli aplikasi ini, karena aplikasi ini cukup banyak memiliki permasalahan.

Mulai dari penyalahgunaan akun, penyensoran, bot hingga berbagai permasalahan lainnya. Jack merasa, bahwa pengusaha kaya tersebut bisa memberikan perlindungan kepada aplikasi berlogo biru tersebut, sehingga tidak ada lagi permasalahan mengakar seperti yang terjadi saat ini.

  • Penolakan dari Pangeran Arab

Fakta lainnya seputar Elon Musk vs Twitter yaitu, penolakan dari pangeran Arab yaitu Al Waleed bin Talal Al Saud, yang menolak mentah-mentah penawaran dari orang terkaya di dunia tersebut. Pangeran Arab menjadi salah satu pemegang saham terbesar di Twitter, dan seorang miliarder.

Sebelumnya pengusaha ini sempat memberi tawaran kepada pangeran Arab, dengan nominal uang sejumlah US$ 43 Miliar. Namun penolakan tersebut ditolak oleh Al Waleed bin Talal Al Saud, bahkan ia mengatakan penolakan tersebut melalui akun Twitter pribadi miliknya.

Sumber Kekayaan Elon Musk Bisa Bertambah, setelah Membeli Twitter?

Mungkin beberapa dari pembaca bertanya-tanya, seberapa besar kekayaan Musk hingga ia bisa membeli sebuah perusahaan sebesar aplikasi berlogo burung biru. Berikut kami akan ulas secara lengkap, sumber kekayaan Elon dari beberapa perusahaan yang dimilikinya.

  • Tesla

Mendengar kabar seputar Elon Musk vs Twitter, mungkin salah satu hal yang sudah Anda ketahui adalah Musk merupakan pendiri dari perusahaan mobil listrik bernama Tesla. Sebagian besar kekayaan yang dimilikinya, memang berasal dari perusahaan otomotif yang tersebut.

Tesla didirikan pada tahun 2003, dan pendapatan terkini pada tahun 2021 sebesar US$ 58,82 miliar. Menjadi salah satu perusahaan otomotif terbesar di negaranya, membuat Musk tidak cepat puas dan terus melebarkan sayapnya pada bisnis dengan mendirikan perusahaan lainnya.

  • SpaceX

Perusahaan lainnya adalah SpaceX, yang didirikan pada tahun 2002 dan berlokasi di California, Amerika Serikat. SpaceX adalah perusahaan transportasi luar angkasa, yang mengembangkan roket Falcon, agar menjadi salah satu kendaraan peluncuran yang dapat dipakai kembali.

SpaceX menjadi perusahaan transportasi luar angkasa pertama, yang mampu menyelesaikan misi dimana semua awak adalah warga sipil ke orbit luar angkasa. Nilai kapitalisasi SpaceX cukup tinggi mencapai US$ 74 miliar, dan tentunya menjadi salah satu sumber kekayaan terbesar Musk.

  • The Boring Company

Tidak akan lengkap jika kita tidak membahas persoalan Elon Musk vs Twitter, tanpa mengetahui sumber kekayaannya yang berasal dari The Boring Company. Didirikan pada tahun 2016, bisnis yang dimiliki oleh Elon ini bergerak di bidang infrastruktur pembuatan terowongan.

Saat ini perusahaan tersebut menghasilkan nilai US$ 5,7 Miliar, meskipun The Boring Company masih terbilang perusahaan yang baru berdiri, namun pendapatan yang dihasilkan menjadi salah satu sumber kekayaan bagi Musk, untuk terus meningkatkan penghasilannya.

Awal Mula Elon Musk Tertarik Membeli Twitter

Kontroversi Elon Musk vs Twitter, Hingga Fakta Dibaliknya_Awal Mula Elon Musk Tertarik Membeli Twitter
Kontroversi Elon Musk vs Twitter, Hingga Fakta Dibaliknya_Awal Mula Elon Musk Tertarik Membeli Twitter

Tentunya pengusaha terkaya ini tidak semata-mata membeli aplikasi, tanpa memiliki alasan dibalik itu semua. Bagi warga Twitter, tweet Elon yang ingin membeli aplikasi berlogo burung biru ini kedengarannya seperti bergurau, padahal ia sudah mempertimbangkannya dengan baik.

Musk sudah memiliki akun Twitter sejak Juni 2009, sehingga dapat dikatakan bahwa ia selalu mengikuti perkembangan dari aplikasi ini. Persoalan Elon Musk vs Twitter memang masih hangat diperbincangkan, terlebih lagi belum ada kepastian atas pembelian aplikasi ini.

Dia berpendapat, bahwa pembelian aplikasi ini bukan hanya soal bisnis semata, namun ia juga melihat bahwa akuisisi Twitter bisa menjadi titik balik peradaban. Dia melihat bahwa pengguna aplikasi ini kurang bebas dalam berbicara, tidak seperti seharusnya aplikasi sosial media.

Musk ingin tetap mempertahankan Twitter, sebagai platform sosial media terpercaya bagi para penggunanya untuk demokrasi. Musk juga berpendapat, Twitter harus membuka algoritmanya menjadi lebih terbuka dan meminimalkan intervensi yang diperlukan dalam mengawasi konten.

Persoalan Elon Musk vs Twitter memang belum kunjung usai, terlebih lagi pengusaha terkaya ini juga cukup sering membahas preferensinya dalam moderasi konten. Dimana sebuah sosial media harusnya mengizinkan semua ucapan bersifat ilegal, dan tidak ada tindakan bersifat larangan.

Pendapat yang dikeluarkan pengusaha tersebut, tentu saja tidak sepenuhnya diterima oleh karyawan Twitter, bahkan beberapa karyawan merasa khawatir dengan prospek Elon akan bergabung bersama dewan direksi, penolakan dari aplikasi ini juga pernah didapat kepada Musk.

Bahkan dewan direksi pernah merancang rencana untuk mempersulit Elon, dalam mengakuisisi Twitter. Rencana tersebut mampu mempertahankan hak pemegang saham aplikasi ini selain Elon, agar memperoleh lebih banyak saham perusahaan dengan harga relatif murah.

Karyawan Twitter, Sempat Merasa Insecure karena Menjadi Anak Buah Elon Musk

Permasalahan tidak hanya terjadi Elon Musk vs Twitter, namun karyawan Twitter juga sempat merasa insecure, apabila pengusaha terkaya ini benar-benar menjadi salah satu pemilik aplikasi ini, sehingga secara otomatis mereka akan menjadi anak buah dari Elon Musk.

Meskipun ketertarikan Elon dalam membeli aplikasi ini, dimulai dari kritik yang diberikan kepada aplikasi berlogo burung biru, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengakuisisi aplikasi ini. Jika kesepakatan berhasil ditutup, maka ia tidak tahu ke arah mana platform ini akan pergi.

Hal ini tentu saja membuat para karyawan merasa khawatir, karena ketidakpastian yang terjadi pada perusahaan tempat mereka bekerja. Apakah akan terjadi pemberhentian pekerja, karena kebijakan baru yang akan dibuat oleh pemilik terbaru aplikasi ini atau tidak. 

Namun salah satu CEO Twitter yaitu Parag Agrawal, mengatakan bahwa perusahaan tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja sepihak terhadap karyawan, meskipun kesepakatan Elon Musk vs Twitter masih berlangsung, sehingga tidak perlu ada kekhawatiran bagi karyawan.

Ketua Dewan Direksi Twitter yaitu Bret Taylor, juga memastikan, bahwa perjanjian antara aplikasi berlogo burung biru dengan Elon Musk akan tetap mengutamakan kesinambungan operasi, hingga kesepakatan ditutup, sehingga tim yang bekerja bisa terus membuat perusahaan sukses.

Nasib Tesla Bisa Terancam, Karena Elon Musk Sibuk Mengurus Twitter

Persoalan Elon Musk vs Twitter memang masih hangat dibahas, namun jangan sampai persoalan ini mengganggu Elon dalam mengurus salah satu perusahaannya yaitu Tesla. Investor merasa khawatir, bahwa Tesla bisa terancam karena Musk sibuk mengurus aplikasi burung biru.

Mereka merasa jika kesepakatan tersebut berhasil dilakukan, maka Tesla bisa terbengkalai. Bahkan setelah Musk telah mengajukan tawaran lebih dari US$ 41 miliar kepada aplikasi berlogo burung biru ini, saham Tesla diketahui turun hingga 4%, yang membuat investor merasa khawatir.

Tentunya Elon tidak bisa menggampangkan masalah ini, sebab persoalan Elon Musk vs Twitter bisa membuat para pesaing perusahaan otomotif elektronik semakin berkembang di pasaran. Yang membuat penjualan Tesla menurun, atau berbagai risiko yang dapat terjadi kedepannya.

Hingga pada tahun 2022 ini, diketahui bahwa saham Tesla mengalami penurunan sebanyak 6%. Apakah ambisi Musk untuk mendapatkan aplikasi berlogo burung biru, bisa terus menurunkan kepercayaan para investor Tesla atau malah Elon bisa membalikkan keadaan.

Baca juga: Mengenal Apa itu Jual Beli NFT dan Cara Kerjanya

Berita seputar Elon Musk vs Twitter memang belum kunjung usai, sebab masih banyak pembaca yang tentunya masih penasaran dengan kabar terkini seputar pengusaha terkaya tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *